Jumat, 27 November 2015

Nyamuk aedes aegypti

Makalah Nyamuk Aedes Aegypti

BAB I
PENDAHULUAN
1.       Latar Belakang
Penyakit atau wabah demam berdarah yang menarik perhatian dunia untuk pertama kali muncul di Manila pada tahun 1954. Untuk sebagian kasus demam berdarah banyak sekali terjadi di negara-negara yang terletak pada daerah tropis dan subtropis, oleh karena itu tidak mengherankan apabila nyamuk sebagai perantara virus dari penyakit ini menyukai lingkungan yang hangat untuk hidup.
Bulan ini telah memasuki musim penghujan, oleh karenanya kita harus waspada dengan penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan negara kita masuk di dalam daerah tropis yang merupakan tempat favorit untuk hidup dari nyamuk. Demam berdarah bisa menjadi penyakit yang mematikan jika kita tidak dengan segera menanganinya.
Pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah adalah nyamuk aedes aegypti. Cara penyebaran virus demam berdarah melalui nyamuk aedes aegypti yang menggigit seseorang yang sudah terinfeksi terlebih dahulu oleh virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa oleh nyamuk melalui kelenjar ludahnya. Setelah itu nyamuk aedes aegypti yang sudah terinfeksi akan menggigit orang yang sehat, dan bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat tadi maka virus demam berdarah  tersebut juga akan berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus demam berdarah.
Nyamuk aedes aegypti atau yang sering disebut juga nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dengan nyamuk biasa. Nyamuk demam berdarah ini aktif dari pagi hari hingga sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah korbannya yang berarti juga dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam hari nyamuk ini akan tidur, maka berhati-hatilah  terhadap gigitan nyamuk pada siang hari dan sebisa mungkin cegahlah nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur di siang hari.
Kebiasaan dari nyamuk aedes aegypti ini adalah senang berada di genangan air yang bersih dan di daerah yang banyak pepohonan seperti di taman atau kebun sekitar rumah. Bahkan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa genangan air pada pot bunga di rumah kita menjadi salah satu tempat favorit dari nyamuk aedes aegypti atau nyamuk demam berdarah.

BAB II
ISI
  1. Pengertian Aedes Aegypti
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.
  1. Ciri Morfologi Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family CulicidaeTubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang. Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.







Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen. Antena dapat digunakan sebagai kunci untuk membedakan kelamin pada nyamuk dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina. Bulu lebat pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina yang jumlahnya lebih sedikit disebutpilose .
Proboscis merupakan bentuk mulut modifikasi untuk menusuk. Nyamuk betina mempunyai proboscis yang lebih panjang dan tajam, tubuh membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang bersisik. Dada terdiri atas protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Mesotoraksmerupakan bagian dada yang terbesar dan pada bagian atas disebut scutum yang digunakan untuk menyesuaikan saat terbang. Sepasang sayap terletak pada mesotoraks. Nyamuk memiliki sayap yang panjang, transparan dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi dengan sisi. Abdomen nyamuk tediri atas sepuluh segmen, biasanya yang terlihat segmen pertama hingga segmen ke delapan, segmen-segmen terakhir biasanya termodifikasi menjadi alat reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8 segmen yang lengkap. Seluruh segmen abdomen berwarna belang hitam putih, membentuk pola tertentu dan pada betina ujung abdomen membentuk titik (meruncing).
  1. Perilaku dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.

Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscisnya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva.
Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

4.   Bionomi Nyamuk Aedes Aegypti
Bionomik vektor meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk, kesenangan nyamuk menggigit, kesenangan nyamuk istirahat, lama hidup dan jarak terbang:

1) Kesenangan tempat perindukan nyamuk.
Tempat perindukan nyamuk biasanya berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana. Nyamuk Aedes tidak dapat berkembangbiak digenangan air yang langsung bersentuhan dengan tanah. Genangannya yang disukai sebagai tempat perindukan nyamuk ini berupa genangan air yang tertampung di suatu wadah yang biasanya disebut kontainer atau tempat penampungan air bukan genangan air di tanah.Survei yang telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa tempat perindukan yang paling potensial adalah TPA yang digunakan sehari –hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember dan sejenisnya. Tempat perindukan tambahan adalah disebut non-TPA, seperti tempat minuman hewan, vas bunga, perangkap semut dan lain-lainnya, sedangkan TPA alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, potongan bambu, dan lain-lainnya. 
Nyamuk Aedes aegypti lebih tertarik untuk meletakkan telurnya pada TPA berair yang berwarna gelap, paling menyukai warna hitam, terbuka lebar, dan terutama yang terletak di tempat-tempat terlindungsinar matahari langsung. Tempat perindukan nyamuk Aedes yaitu tempat di mana nyamuk Aedes meletakkan telurnya terdapat di dalam rumah (indoor) maupun di luar rumah(outdoor). Tempat perindukan yang ada di dalam rumah yang paling utama adalah tempat-tempat penampungan air: bak mandi, bak air WC, tandon air minum,tempayan, gentong tanah liat, gentong plastik, ember, drum, vas tanaman hias,perangkap semut, dan lain-lain. Sedangkan tempat perindukan yang ada di luar rumah (halaman): drum, kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, pot bekas, pottanaman hias yang terisi oleh air hujan, tandon air minum, dan lain-lain.

2) Kesenangan nyamuk menggigit
Nyamuk Aedes hidup di dalam dan di sekitar rumah sehingga makanan yang diperoleh semuanya tersedia di situ. Boleh dikatakan bahwa nyamuk Aedes aegypti betina sangat menyukai darah manusia (antropofilik). Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-12.00 dan sore hari jam 15.00-17.00. Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-klali dari satu individu ke individu yang lain. Hal ini disebabkan karena pada siang harimanusia yang menjadi sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak dapat menghisap darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu. Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi.Waktu mencari makanan, selain terdorong oleh rasa lapar, nyamuk Aedes juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bau yang dipancarkan oleh inang,temperatur, kelembaban, kadar karbon dioksida dan warna. Untuk jarak yang lebih jauh, faktor bau memegang peranan penting bila dibandingkan dengan faktor lainnya.
Sedangkan nyamuk Aedes Albopictus betina aktif di luar ruangan yang teduh dan terhindar dari angin. Nyamuk iniaktif menggigit pada siang hari. Puncak aktivitas menggigit ini bervariasi tergantung habitat nyamuk meskipun diketahui pada pagi hari dan petang hari.
3) Kesenangan nyamuk istirahat
Kebiasaan istirahat nyamuk Aedes aegypti lebih banyak di dalam rumah pada benda-benda yang bergantung, berwarna gelap, dan di tempat-tempat lain yang terlindung. Di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di ataspermukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila di tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat .

4) Jarak terbang
Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk ketersediaan tempat bertelur dan darah, tetapi tampaknya terbatas sampai jarak 100 meter dari lokasi kemunculan.Akan tetapi penelitian terbaru di Puerto Rico menunjukkan bahwa nyamuk ini dapat menyebar sampai lebih dari 400 meter terutama untuk mencari tempat bertelur. Transportasi pasif dapat berlangsung melalui telur dan larva yang ada di dalam penampung.

5) Lama hidup
Nyamuk Aedes Aegypti dewasa memiliki rata-rata lama hidup 8 hari. Selama musim hujan, saat masa bertahan hidup lebih panjang, risiko penyebaran virus semakin besar. Dengan demikian, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkaji survival alami Aedes Aegypti dalam berbagai kondisi
Untuk dapat memberantas nyamuk Aedes Aegypti secara efektif diperlukan pengetahuan tentang pola perilaku nyamuk tersebut yaitu perilaku mencari darah, istirahat dan berkembang biak, sehingga diharapkan akan dicapai Pemberantasan Sarang Nyamuk dan jentik Nyamuk Aedes Aegypti yang tepat .

Perilaku tersebut meliputi :

a) Perilaku Mencari Darah
1. Setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur
2. Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 – 3 hari sekali
3. Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 – 12.00 dan jam 15.00 – 17.00 
4. Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menggigit lebih dari satu orang
5. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter 
6. Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan. 

b) Perilaku Istirahat
               Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2 – 3 hari untuk mematangkan telur. Tempat istirahat yang disukai : 
1. Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur.
2. Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai.
3. Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah. 

c) Perilaku berkembangbiak Nyamuk aedes aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti:
1. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari :bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara( tower air) yang tidak tertutup, sumur gali.
2. Wadah yang berisi air bersih atau air hujan: tempat minum burung, vas bunga, pot bunga, potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air meskipun dalam volume kecil.
5.   Pengendalian Vektor
Pemberantasan nyamuk Ae. aegypti bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit demam berdarah dengue hingga ke tingkat yang bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat lagi. Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
·Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
·Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
·Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.

Ada beberapacara lain untuk pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti diantaranya :
a.                       Pengasapan (Fogging)
Pengasapan atau fogging dengan menggunakan jenis insektisida misalnya, golongan organophospat atau pyrethroid synthetic (Supartha,2008). Contohnya, malathion dan fenthoin, dosis yang dipakai adalah 1 liter malathion 95% EC + 3 liter solar. Pengasapan dilakukan pada pagi antara jam 07.00-10.00 dan sore antara jam 15.00-17.00 secara serempak. Penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan pertama, semua nyamuk yang mengandung virus dengue (nyamuk infentif) dan nyamuk lainnya akan mati. Penyemprotan kedua bertujuan agar nyamuk baru yang infektif akan terbasmi sebelum sempat menularkan kepada orang lain. Dalam waktu singkat, tindakan penyemprotan dapat membatasi penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular dapat tetap ditekan serendah – rendahnya. Pemberantasan nyamuk dewasa tidak dengan menggunakan cara penyemprotan pada dinding (residual spraying) karena nyamuk Ae.aegypti tidak suka hinggap pada dinding, melainkan pada benda-benda yang tergantung seperti kelambu dan pakaian yang tergantung. 
b.                       Repelen
Repelen, yaitu bahan kimia atau non-kimia yang berkhasiat mengganggu kemampuan insekta untuk mengenal bahan atraktan dari hewan atau manusia.Dengan kata lain, bahan itu berkhasiat mencegah nyamuk hinggap dan menggigit. Bahan tersebut memblokir fungsi sensori pada nyamuk. Jika digunakan dengan benar, repelen nyamuk bermanfaat untuk memberikan perlindungan pada individu pemakainya dari gigitan nyamuk selama jangka waktu tertentu (Kardinan,2007). Nyamuk dalam mengincar mangsanya lebih mengandalkan daya cium dan panas tubuh calon korbannya. Daya penciuman itulah yang menjadi target dalam menghalau nyamuk.
Salah satu cara yang lebih ramah lingkungan adalah memanfaatkan tanaman anti nyamuk (insektisida hidup pengusir nyamuk). Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk. Cara penempatan tanaman ini bisa diletakkan di sudut-sudut ruangan dalam rumah, sebagai media untuk mengusir nyamuk. Jumlah tanaman dalam ruangan tergantung luas ruangan. Sementara, untuk penempatan diluar rumah/pekarangan sebaiknya diletakkan dekat pintu, jendela atau lubang udara lainnya, sehingga aroma tanaman terbawa angin masuk ke dalam ruangan. Contoh tanaman anti nyamuk yang gampang ditemui antara lain: Tembelekan (Lantana camera L), Bunga Tahi ayam atau Tahi Kotok (Tagetes patula), Karanyam (Geranium spp), Sereh Wangi (Andropogonnardus/ Cymbopogon nardus), Selasih (Ocimum spp), Suren (Toona sureni, Merr), Zodia (Evodia suaveolens, Scheff), Geranium (Geranium homeanum, Turez) dan Lavender (Lavandula latifolia,Chaix).
c.                        Teknik Serangga Mandul (TSM)
Radiasi dapat dimanfaatkan untuk pengendalian vektor yaitu untuk membunuh secara langsung dengan teknik desinfestasi radiasi dan membunuh secara tidak langsung yang lebih dikenal dengan Teknik Serangga Mandul (TSM), yaitu suatu teknik pengendalian vektor yang potensial, ramah lingkungan, efektif, spesies spesifik dan kompatibel dengan teknik lain. Prinsip dasar TSM sangat sederhana, yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal technique). Teknik Jantan Mandul atau TJM merupakan teknik pemberantasan serangga dengan jalan memandulkan serangga jantan. Radiasi untuk pemandulan ini dapat menggunakan sinar gamma, sinar X atau neutron, namun dari ketiga sinar tersebut yang umum digunakan adalah sinar gamma.
BAB III
PENUTUP
1.  Kesimpulan
-          Nyamuk Aedes merupakan ordo Diptera mempunyai 1162 spesies. Aedes Aegypti merupakan vektor demam berdarah Dengue. Aedes Aegypti selain vektor demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah demam dengue (Dengue Fever) yang dikenal sebahai Cikungunyah (Break Bone Fever). Ciri khas yang membedakan Aedes Aegypti adalah strip putih yang terdapat pada bagian skutumnya. Skutum Aedes Aegypti berwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di bagian dorsal tengan yang diapit oleh dua garis lengkung berwarna putih. Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola). Tahapan yang dialami oleh nyamuk yaitu telur ,larva, pupa, dan dewasa. Bionomik vektr meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk, kesenangan nyamuk menggigit, kesenangan nyamuk istirahat, lama hidup dan jarak terbang.
2.  Saran
Kegiatan pemberantasan nyamuk aedes aegypti yang dapat dilaksanakan dengan cara fogging, repelen, dan teknik serangga mandul .
Adapun cara lainnya yaitu dengan 3M , Menguras , Menutup , Mengubur.
 

Jumat, 13 November 2015

Pengertian Gejal Faktor dan Cra Menangani PINGSAN


PENGERTIAN PINGSAN
 Pingsan adalah hilangnya kesadaran sementara yang terjadi secara tiba-tiba dan sering menyebabkan orang yang mengalaminya terjatuh. Kondisi yang memiliki istilah medis ‘sinkop’ ini termasuk kondisi yang umum terjadi. Diperkirakan sekitar dua dari lima orang pernah mengalaminya.
Secara umum, pingsan cenderung dialami oleh orang-orang sebelum usia 40 tahun. Sedangkan pingsan yang dialami setelah berusia 40 tahun kemungkinan mengindikasikan masalah kesehatan yang serius.
alodokter-pingsan

Gejala-gejala Pingsan

Pingsan dapat terjadi saat seseorang duduk, berdiri, atau karena terlalu cepat bangkit berdiri. Orang yang mengalami kondisi ini cenderung tidak merasakan gejala apa pun sebelum kehilangan kesadaran. Jika ada gejala yang dialami, beberapa di antaranya meliputi:
  • Berkeringat dingin.
  • Menguap.
  • Mual.
  • Linglung.
  • Pandangan kabur.
  • Telinga berdenging.
Kesadaran Anda akan kembali dalam waktu singkat, umumnya dalam beberapa detik. Jika ada orang yang tidak kunjung sadar setelah satu hingga dua menit, segera hubungi ke rumah sakit.
Setelah tersadar, pengidap sering merasa kebingungan disertai lemas selama kurang lebih 30 menit. Pengidap juga terkadang tidak bisa mengingat apa yang dilakukan sebelum pingsan.

Faktor Penyebab Pingsan

Pingsan bisa terjadi saat tekanan darah mendadak turun yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke otak. Hal inilah yang menyebabkan otak kekurangan oksigen.
Penurunan aliran darah ini biasanya akan langsung diseimbangkan oleh tubuh secara otomatis. Tetapi jika proses penyesuaian tersebut memakan waktu terlalu lama, Anda akan berpotensi mengalami pingsan. Penyebab di balik penurunan aliran darah ke otak bisa beragam, misalnya:
  • Malafungsi yang bersifat sementara pada sistem saraf otonom, yaitu sistem saraf yang mengendalikan fungsi otonom (tidak dapat dikendalikan secara sadar atau seperti otomatis) tubuh (seperti detak jantung dan tekanan darah). Ini merupakan penyebab di balik sebagian besar kasus pingsan. Gangguan fungsi ini dapat dipicu oleh stres, rasa sakit yang terjadi tiba-tiba, berdiri terlalu lama, tertawa, serta bersin.
  • Tekanan darah yang mendadak turun, misalnya karena terlalu cepat berdiri dari posisi duduk atau tidur, diabetes, dehidrasi, gangguan saraf, serta obat-obatan (misalnya, obat anti-hipertensi atau antikonvulsan).
  • Gangguan jantung. Kondisi ini bisa mengganggu kelancaran aliran darah ke otak.
  • Kejang, terutama kejang anosik refleks. Jenis kejang ini lebih sering dialami oleh anak-anak, khususnya saat mereka menangis kejer.
Diagnosis dan Pencegahan Pingsan
Sebagian besar orang yang pernah pingsan belum tentu mengidap masalah kesehatan tertentu. Pingsan juga umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus.
Meski demikian, Anda sebaiknya tetap memeriksakan diri ke dokter. Pingsan juga bisa menjadi indikasi dari penyakit serius, terutama jika Anda:
  • Tidak sadarkan diri selama lebih dari 1-2 menit.
  • Sebelumnya tidak pernah pingsan.
  • Pernah berulang kali mengalami pingsan.
  • Sedang hamil.
  • Mengidap diabetes.
  • Pernah mengidap penyakit jantung.
  • Cedera saat pingsan.
  • Mengalami sakit dada.
  • Mengalami detak jantung tidak beraturan.
  • Tidak bisa mengendalikan fungsi saluran pencernaan atau kemih.
  • Kesulitan berbicara.
  • Mengalami gangguan pada penglihatan.
  • Tidak bisa menggerakkan tangan atau kaki.
Pada tahap awal diagnosis, dokter akan memeriksa kondisi fisik dan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami sebelum pingsan. Begitu juga dengan riwayat kesehatan Anda serta keluarga. Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan yang umumnya meliputi:
  • Tes darah.
  • Elektrokardiogram (ECG).
  • Tes sinus karotis untuk memeriksa kepekaan sinus karotis terhadap rangsangan tekanan darah.
Penanganan yang diberikan oleh dokter tergantung pada hasil diagnosis Anda. Langkah penanganan umumnya tidak dibutuhkan jika tidak ada penyakit tertentu yang menjadi penyebab Anda pingsan.
Sebagai langkah penanggulangan, Anda juga bisa melakukan beberapa hal untuk berjaga-jaga. Langkah-langkah pencegahan tersebut adalah:
  • Menghindari faktor yang mungkin menjadi pemicu, misalnya stres atau cuaca panas.
  • Mengenali gejala-gejala tertentu yang Anda alami sebelum pingsan, misalnya pusing atau berkeringat dingin.
  • Segera berbaring atau duduk jika merasakan tanda-tanda akan pingsan.

Langkah Tepat untuk Menangani Seseorang yang Pingsan

Penanganan utama saat seseorang pingsan adalah dengan meningkatkan aliran darah ke otak agar kebutuhan oksigen tercukupi. Proses ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
  • Periksa pernapasan pasien.
  • Baringkan pasien dan letakkan kakinya lebih tinggi dari jantung. Jika situasi ini tidak memungkinkan, dudukkan pasien dan letakkan kepalanya di antara lutut dengan membungkuk.
  • Longgarkan pakaian atau aksesori yang terlalu ketat, misalnya ikat pinggang.
  • Jika pasien tidak kunjung sadar selama lebih dari dua menit, segera hubungi rumah sakit agar penanganan darurat dapat dilakukan. Selama menunggu, baringkan pasien pada posisi miring, letakkan kepala pasien pada posisi menengadah agar saluran pernapasannya lancar, dan pantau pernapasan serta denyut nadinya.

Kamis, 05 November 2015

Jenis Kecelakaan Dan P3K

JENIS KECELAKAAN DAN P3K

P3K~Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter.
Sifat dari pertolongan pertama adalah memberikan perasaan ketenangan kepada korban, mencegah atau mengurangi rasa takut dan gelisah dan mengurangi bahaya yang lebih besar
Cara untuk memberikan pertolongan pertama yaitu :
  1. Memanggil dokter secepat mungkin,
  2. Menahan pendarahan,
  3. Mencegah shock dan infeksi,
  4. Memperbaiki pernapasan.
JENIS KECELAKAAN DENGAN USAHA DALAM P3K

1.      SHOCK

Yaitu suatu keadaan yang timbul yang disebabkan oleh kehilangan darah, perasaan sakit yang luar biasa, psikis yang terganggu.
         Tanda-tanda umum dari Shock :
  1. Kulit dan muka korban pucat dan terasa dingin
  2. Nadinya cepat
  3. Pernafasan cepat
  4. Korban tidak mengacuhkan keadaan sekeliling dan sering menguap
  5. Korban merasa haus
  6. Kesadarannya hilang atau berkurang
         Usaha Pencegahan dan Perbaikan Shock :
  1. Letakkan korban terlentang dengan kepala lebih tinggi dari kaki
  2. Selimutilah tubuh korban dengan selimut yang tebal supaya hangat
  3. Jika korban masih sadar berilah minuman yang hangat. Tapi kalau ada yang luka dalam perut jangan sekali-kali diberi minum
  4. Kalau korban pingsan, letakkan amoniak dibawah hidungnya
  5. Sedapat mungkin hilangkan perasaan sakit
  6. Pindahkan korban ke tempat yang aman dengan hati-hati

2.  PENDARAHAN

Pendarahan arteri warnanya merah muda, darah keluar dengan memancar sesuai dengan denyutan jantung,
Pendarahan vena warnanya merah tua, keluar cepat tidak ada pancaran
      Tindakan Terhadap Pendarahan Luar :
a.      Menekan dengan Pembalut Tekan
Cara pelaksanaannya yaitu di atas luka diletakkan kain kasa, kemudian dibalut kuat dengan kain pembalut. Kain kasa akan menutupi dan menekan darah yang keluar. Pendarahan vena dan pendarahan yang tidak berat dapat dihentikan dengan cara tersebut. Kalau tidak ada kain kasa, dapat juga dipergunakan sapu tangan yang bersih. Jika terjadi pendarahan di tangan atau kaki harus diangkat ke atas.
b.      Menekan dari atas Tempat Tekanan
Caranya :
–          Pendarahan kepala diatas mata, tekan di depan telinga.
–          Pendarahan pipi, tekan pada lekuk rahang bawah, kira-kira 2-4 cm depan sudut tulang rahang.
–          Pendarahan pada leher atau tenggorokan, letakkan ibu jari dibelakang leher, jari-jari tangan pada pinggir tenggorokan. Dengan satu jari disebelah atas luka dan satu jari disebelah bawah, lalu tekanlah kedua jari ke arah ibu jari.
–          Pendarahan pada 2/3 bagian lengan bawah dan tangan. Letakkan jari-jari tangan diantara siku dan ketiak pada lengan atas sebelah dalam, ibu jari disebelah luar. Tekan ibu jari tangan dan jari-jari tangan pada tulang antara ibu jari dan jari-jari tangan.
–          Pendarahan pada bahu, ketiak, dan lengan bagian atas. Letakkan ibu jari atau jari-jari tangan dalam lekukan dibelakang tulang belikat korban, tekanlah diatas permukaan tulang rusuk yang pertama.
–          Pendarahan pada paha, betis, dan kaki bawah. Letakkan telapak tangan dibawah lipatan paha, tempat tekanan arteri untuk bagian bawah.
c.       Menahan Pendarahan dengan Tourniquet
–          Tanda pendarahan di paru-paru dapat diketahui bila korban batuk mengeluarkan darah.
–          Pendarahan di perut dapat diketahui bila korban muntah mengeluarkan darah.
Untuk mengetahui adanya pendarahan pada organ tubuh bagian dalam lainnya dapat diketahui dari tanda-tanda umum pada diri penderita :
–          Perasaan takut dan gelisah
–          Perasaaan haus dan lemah
–          Muka pucat
–          Ingatan kurang
–          Nadi cepat
      Pertolongan pertama yang dapat diberikan :
  1. Memanggil dokter secepat mungkin
  2. Menghindari dari shock
  3. Jangan memberi rangsangan untuk terjadinya pendarahan yang lebih parah
  4. Jika pendarahan terletak di perut, jangan memberi sesuatu lewat mulut           
     

3.  PERNAPASAN BERHENTI (Asphyxia)

Sebab-sebabnya adalah :
  1. Terhalangnya udara yang masuk ke dalam paru-paru, misalnya karena tercekik, kemasukan benda asing ke dalam tenggorokan, atau kemasukan air karena tenggelam.
  2. Kelumpuhan pada pusat pernapasan di otak, misalnya karena pukulan keras di kepala atau perut, udara yang terlalu dingin atau panas, terkena aliran listrik.
  3. Sel-sel darah merah tidak dapat bekerja dengan baik.
  4. Oksigen kurang dalam udara, misalnya di ruangan yang tertutup rapat.
      Pertolongan Pertama yang Dilakukan :
  1. Memindahkan korban ke tempat yang udaranya bersih.
  2. Mengeluarkan segala benda yang menyumbat tenggorokan
  3. Menutup badan korban dengan selimut supaya hangat
  4. Melakukan pernapasan buatan                                                                                                     

4. KENA ARUS LISTRIK

Tanda-tanda orang kena shock listrik :
  1. Kesadaran hilang
  2. Pernapasan berhenti, karena lumpuhnya pusat pernapasan
  3. Kadang-kadang luka terbakar hebat
Terdapat pendarahan halus pada kulit
      Pertolongan untuk Melepaskan dari Arus Listrik :
  1. Pertama-pertama melepas kontak antara korban dengan pembawa arus listrik. Sangat berbahaya melepaskan korban dengan tangan, atau memegang badan atau pakaiannya, terlebih-lebih jika badan atau pakaian korban basah karena keringat.
  2. Kalau sekering listrik dekat, putuskan sekering dengan segera. Kalau tidak ada sekering lakukan hal-hal berikut :
–          Berdiri di atas papan yang kering, atau diatas pakaian kering
–          Balutlah tangan dengan pakaian kering dan tebal, atau memakai sarung tangan karet
–          Tariklah korban pada pakaiannya yang kering untuk melepaskan korban dari pembawa arus listrik
     3. Tindakan berikutnya, kalau korban tidak bernapas, buatlah pernapasan buatan. Pernapasan buatan harus dilakukan sampai korban dapat bernapas kembali. Setelah korban bernapas kembali, balutlah lukanya.                            

5. PERNAPASAN BUATAN        

Pedoman untuk orang yang melakukan pernapasan buatan :
  1. Pernapasan harus dilakukan dengan segera karena waktu sangat berharga
  2. Harus dilakukan dengan cara yang benar karena apabila dilakukan dengan cara yang kurang sempurna maka pertolongan itu tidak ada gunanya sama sekali
  3. Pernapasan buatan harus dilakukan terus sampai si korban bernapas kembali
  4. Apabila pernapasan buatan sudah kelihatan berhasil, jangan dihentikan dulu karena kadang-kadang pernapasan dapat berhenti lagi
  5. Penderita harus terus diawasi dan diberi pertolongan sampai ia dapat bernapas secara normal kembali
  6. Yang menghalangi jalannya pernapasan hendaknya dihindarkan
      Cara Melakukan Pernapasan Buatan
  1. Cara Silvester, dapat segera dimulai dan hanya membutuhkan seorang penolong :
–          Posisi Penderita : tidur terlentang, tangan direntangkan di samping badan
–          Posisi Penolong : duduk dibagian kepala korban, duduk diatas lutut dan kaki ke arah belakang, bila lutut lelah dapat diganti dengan kaki
–          Pelaksanaannya : peganglah lengan bawah si korban dekat siku. Angkatlah kedua belah lengan ke atas dan ke belakang sampai menyentuh lantai. Kemudian kedua lengan ditarik ke atas, ke muka sampai memberi tekanan diatas dada. Penarikan dan pengeluaran napas dilakukan menurut irama yang tetap antara 10-12 kali per menit kelihatan bernapas.
        2.   Cara Schafer, dilakukan sebagai berikut :
–          Posisi Korban : korban direbahkan tengkurap. Kepala dimiringkan supaya mulut dan hidung tidak kemasukan tanah. Tangan direntangkan ke atas.
–          Posisi Penolong : penolong berlutut sehingga badan  si korban ada diantara kedua lutut penolong. Muka diarahkan kepada korban.
–          Pelaksanaannya : letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk sebelah bawah dan kedua ibu jari sejajar dengan tulang punggung. Dengan lengan lurus bungkukan ke depan sehingga kedua tangan menekan rongga dada secukupnya. Dengan cara ini terjadi pengeluaran napas setelah itu tegakkan badan secara semula sehingga tekanan dari dada lenyap.
        3.   Cara Holger Nielson (yang paling baik digunakan) :
–          Posisi Korban : korban ditengkurapkan dengan kedua tangannya untuk bantal, juga untuk mencegah supaya kotoran tidak masuk ke dalam mulut.
–          Posisi Penolong : penolong berlutut atau berdiri diatas kaki dan lutut di depan di depan kepala korban. Kedua belah telapak tangan diletakkan pada punggung korban diatas tulang belikat kanan dan kiri.
–          Pelaksanaannya : tekanlah punggung korban dengan kedua belah tangan selama dua detik (dengan menghitung satu, dua, tiga) dan pada hitungan keempat tekanan tangan dilepas, dan tangan digeser ke siku korban. Tarik tangan ke atas dan ke belakang selama dua detik sehingga rongga dada mengembang. Dua detik berikutnya tangan penolong kembali bergerak ke punggung. Gerakan itu dilakukan secara berganti dengan irama tetap sampai terlihat tanda-tanda muka merah dan mulai bernapas.

6.  PATAH TULANG

P3K
–          Patah tulang tertutup, kalau tidak ada kerusakan pada kulit
–          Patah tulang terbuka, kalau ujung-ujung tulang yang patah menusuk kulit sampai kelihatan keluar
      Tanda-Tanda patah Tulang :
  1. Terasa sakit pada tempat yang patah, lebih-lebih kalau digerakkan
  2. Tidak mungkin dapat bergerak
  3. Kalau ujung-ujung tulang yang patah mendorong ke dalam, lengan atau kaki akan menjadi lebih pendek
  4. Tempat patah tulang membengkak, terhadap patah tulang tertutup, penolong harus bertindak harus lebuh berhati-hati, karena kalau salah bertindak, patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka yang akan lebih berbahaya karena dapat mengakibatkan infeksi
      Tindakan Yang Harus Dilakukan :
Tidurkan korban dan berikan selimut. Jika ada pendarahan, segeralah hentikan pendarahan itu kalau tidak sangat perlu korban jangan dipindahkan. Selanjutnya pasanglah spalek. Jangan mencoba menarik untuk menempatkan ujung-ujung tulang ke tempat asalnya, karena hanya dokter yang sanggup melakukan hal itu.
      Tanda-Tanda Patah Tulang Selangka :
Kalau korban duduk tegak atau berdiri, bagian bahu yang patah tulang selangkanya akan lebih rendah dari bahu lainnya.
      Tindakan Yang Harus Dilakukan :
Meletakkan pengganjal dibawah ketiak. Lakukanlah pembalutan dengan kain segitiga. Gunakanlah dua buah pembalut segitiga. Satu untuk merekatkan lengan ke badan, dan satu lagi untuk menggendong lengan bawah. Balutan tidak boleh terlalu kencang, supaya peredaran tidak terganggu.
      Tanda-Tanda Patah Tulang Punggung :
  1. Leher dan tulang belakang terasa sakit
  2. Jika korban tidak dapat menggerakkan jari-jarinya kemungkinan tulang leher yang patah
  3. Jika korban tidak dapat menggerakkan kaki dan jari-jari kaki, kemungkinan ada tulang belakang bagian bawah yang patah
      Tindakan Yang Harus Dilakukan :
  1. Segera memanggil dokter
  2. Kalau tidak perlu sekali, korban jangan dipindahkan
  3. Hangatkan badannya dengan selimut tebal                                                         

7.  PEMBALUTAN

Pada umumnya pembalutan digunakan sebagai :
  1. Penutup luka, untuk menjaga penularan dan pengaruh dari luar yang berbahaya. Pembalutan juga digunakan untuk menahan pendarahan kecil
  2. Pikulan dan tahanan. Supaya anggota tubuh yang luka dan sakit dapat dipikul dan ditahan
  3. Pembalut tekan
  4. Pembalut penarik dalam menangani patah tulang
      Macam-Macam Pembalut :
  1. Pembalut Cepat
  2. Kain Segitiga (mitella)
  3. Pembalut Gulung
                    Berikut penjelasannya :
1.  Pembalut Cepat
Cara menggunakan pembalut cepat :
  1. Pembalut dipegang dengan tangan kiri, kemudian tali yang terpanjang ditarik
  2. Dekatkan pembalut diatas luka
  3. Kedua tangan memegang pembalut luka
  4. Renggangkan tangan sampai pembalut terbuka
  5. Tekan kompres diatas luka kira-kira ¾  pembalut kasa ada diatas kompres. Balut sampai selesai
2.  Kain Segitiga (mitella)
Membalut dengan kain segitiga banyak sekali digunakan orang. Panjang sisi alas segitiga 128 cm, dan panjang sisi miring 90 cm. biasanya kain segitiga dilipat menjadi 6. Kain banyak dipergunakan untuk pembalut kepala, pembalut bahu, pembalut panggul, pembalut seluruh tangan, pembalut kaki dan pembalut lutut. Kain segitiga juga digunakan untuk menggendong tangan. Kain segitiga untuk menggendong tangan dan melekatkan lengan ke  badan pada patah tulang selangka.
3.      Pembalut Gulung
Pembalut gulung dapat dibuat dari kain kasa, kain flanel dan kain biasa. Ukuran pembalut gulung ada yang 6 cm, 8 cm dan 10 cm.                                                                                                                                                                 
      Cara Membalut Dengan Pembalut Gulung :
  1. Luka di perut dilihat dari belakang
  2. Luka di dada
  3. Luka di perut dilihat dari depan
  4. Luka pada bahu
  5. Luka pada paha dan perut bagian bawah
  6. Luka pada paha kanan