Kamis, 05 November 2015

Jenis Kecelakaan Dan P3K

JENIS KECELAKAAN DAN P3K

P3K~Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter.
Sifat dari pertolongan pertama adalah memberikan perasaan ketenangan kepada korban, mencegah atau mengurangi rasa takut dan gelisah dan mengurangi bahaya yang lebih besar
Cara untuk memberikan pertolongan pertama yaitu :
  1. Memanggil dokter secepat mungkin,
  2. Menahan pendarahan,
  3. Mencegah shock dan infeksi,
  4. Memperbaiki pernapasan.
JENIS KECELAKAAN DENGAN USAHA DALAM P3K

1.      SHOCK

Yaitu suatu keadaan yang timbul yang disebabkan oleh kehilangan darah, perasaan sakit yang luar biasa, psikis yang terganggu.
         Tanda-tanda umum dari Shock :
  1. Kulit dan muka korban pucat dan terasa dingin
  2. Nadinya cepat
  3. Pernafasan cepat
  4. Korban tidak mengacuhkan keadaan sekeliling dan sering menguap
  5. Korban merasa haus
  6. Kesadarannya hilang atau berkurang
         Usaha Pencegahan dan Perbaikan Shock :
  1. Letakkan korban terlentang dengan kepala lebih tinggi dari kaki
  2. Selimutilah tubuh korban dengan selimut yang tebal supaya hangat
  3. Jika korban masih sadar berilah minuman yang hangat. Tapi kalau ada yang luka dalam perut jangan sekali-kali diberi minum
  4. Kalau korban pingsan, letakkan amoniak dibawah hidungnya
  5. Sedapat mungkin hilangkan perasaan sakit
  6. Pindahkan korban ke tempat yang aman dengan hati-hati

2.  PENDARAHAN

Pendarahan arteri warnanya merah muda, darah keluar dengan memancar sesuai dengan denyutan jantung,
Pendarahan vena warnanya merah tua, keluar cepat tidak ada pancaran
      Tindakan Terhadap Pendarahan Luar :
a.      Menekan dengan Pembalut Tekan
Cara pelaksanaannya yaitu di atas luka diletakkan kain kasa, kemudian dibalut kuat dengan kain pembalut. Kain kasa akan menutupi dan menekan darah yang keluar. Pendarahan vena dan pendarahan yang tidak berat dapat dihentikan dengan cara tersebut. Kalau tidak ada kain kasa, dapat juga dipergunakan sapu tangan yang bersih. Jika terjadi pendarahan di tangan atau kaki harus diangkat ke atas.
b.      Menekan dari atas Tempat Tekanan
Caranya :
–          Pendarahan kepala diatas mata, tekan di depan telinga.
–          Pendarahan pipi, tekan pada lekuk rahang bawah, kira-kira 2-4 cm depan sudut tulang rahang.
–          Pendarahan pada leher atau tenggorokan, letakkan ibu jari dibelakang leher, jari-jari tangan pada pinggir tenggorokan. Dengan satu jari disebelah atas luka dan satu jari disebelah bawah, lalu tekanlah kedua jari ke arah ibu jari.
–          Pendarahan pada 2/3 bagian lengan bawah dan tangan. Letakkan jari-jari tangan diantara siku dan ketiak pada lengan atas sebelah dalam, ibu jari disebelah luar. Tekan ibu jari tangan dan jari-jari tangan pada tulang antara ibu jari dan jari-jari tangan.
–          Pendarahan pada bahu, ketiak, dan lengan bagian atas. Letakkan ibu jari atau jari-jari tangan dalam lekukan dibelakang tulang belikat korban, tekanlah diatas permukaan tulang rusuk yang pertama.
–          Pendarahan pada paha, betis, dan kaki bawah. Letakkan telapak tangan dibawah lipatan paha, tempat tekanan arteri untuk bagian bawah.
c.       Menahan Pendarahan dengan Tourniquet
–          Tanda pendarahan di paru-paru dapat diketahui bila korban batuk mengeluarkan darah.
–          Pendarahan di perut dapat diketahui bila korban muntah mengeluarkan darah.
Untuk mengetahui adanya pendarahan pada organ tubuh bagian dalam lainnya dapat diketahui dari tanda-tanda umum pada diri penderita :
–          Perasaan takut dan gelisah
–          Perasaaan haus dan lemah
–          Muka pucat
–          Ingatan kurang
–          Nadi cepat
      Pertolongan pertama yang dapat diberikan :
  1. Memanggil dokter secepat mungkin
  2. Menghindari dari shock
  3. Jangan memberi rangsangan untuk terjadinya pendarahan yang lebih parah
  4. Jika pendarahan terletak di perut, jangan memberi sesuatu lewat mulut           
     

3.  PERNAPASAN BERHENTI (Asphyxia)

Sebab-sebabnya adalah :
  1. Terhalangnya udara yang masuk ke dalam paru-paru, misalnya karena tercekik, kemasukan benda asing ke dalam tenggorokan, atau kemasukan air karena tenggelam.
  2. Kelumpuhan pada pusat pernapasan di otak, misalnya karena pukulan keras di kepala atau perut, udara yang terlalu dingin atau panas, terkena aliran listrik.
  3. Sel-sel darah merah tidak dapat bekerja dengan baik.
  4. Oksigen kurang dalam udara, misalnya di ruangan yang tertutup rapat.
      Pertolongan Pertama yang Dilakukan :
  1. Memindahkan korban ke tempat yang udaranya bersih.
  2. Mengeluarkan segala benda yang menyumbat tenggorokan
  3. Menutup badan korban dengan selimut supaya hangat
  4. Melakukan pernapasan buatan                                                                                                     

4. KENA ARUS LISTRIK

Tanda-tanda orang kena shock listrik :
  1. Kesadaran hilang
  2. Pernapasan berhenti, karena lumpuhnya pusat pernapasan
  3. Kadang-kadang luka terbakar hebat
Terdapat pendarahan halus pada kulit
      Pertolongan untuk Melepaskan dari Arus Listrik :
  1. Pertama-pertama melepas kontak antara korban dengan pembawa arus listrik. Sangat berbahaya melepaskan korban dengan tangan, atau memegang badan atau pakaiannya, terlebih-lebih jika badan atau pakaian korban basah karena keringat.
  2. Kalau sekering listrik dekat, putuskan sekering dengan segera. Kalau tidak ada sekering lakukan hal-hal berikut :
–          Berdiri di atas papan yang kering, atau diatas pakaian kering
–          Balutlah tangan dengan pakaian kering dan tebal, atau memakai sarung tangan karet
–          Tariklah korban pada pakaiannya yang kering untuk melepaskan korban dari pembawa arus listrik
     3. Tindakan berikutnya, kalau korban tidak bernapas, buatlah pernapasan buatan. Pernapasan buatan harus dilakukan sampai korban dapat bernapas kembali. Setelah korban bernapas kembali, balutlah lukanya.                            

5. PERNAPASAN BUATAN        

Pedoman untuk orang yang melakukan pernapasan buatan :
  1. Pernapasan harus dilakukan dengan segera karena waktu sangat berharga
  2. Harus dilakukan dengan cara yang benar karena apabila dilakukan dengan cara yang kurang sempurna maka pertolongan itu tidak ada gunanya sama sekali
  3. Pernapasan buatan harus dilakukan terus sampai si korban bernapas kembali
  4. Apabila pernapasan buatan sudah kelihatan berhasil, jangan dihentikan dulu karena kadang-kadang pernapasan dapat berhenti lagi
  5. Penderita harus terus diawasi dan diberi pertolongan sampai ia dapat bernapas secara normal kembali
  6. Yang menghalangi jalannya pernapasan hendaknya dihindarkan
      Cara Melakukan Pernapasan Buatan
  1. Cara Silvester, dapat segera dimulai dan hanya membutuhkan seorang penolong :
–          Posisi Penderita : tidur terlentang, tangan direntangkan di samping badan
–          Posisi Penolong : duduk dibagian kepala korban, duduk diatas lutut dan kaki ke arah belakang, bila lutut lelah dapat diganti dengan kaki
–          Pelaksanaannya : peganglah lengan bawah si korban dekat siku. Angkatlah kedua belah lengan ke atas dan ke belakang sampai menyentuh lantai. Kemudian kedua lengan ditarik ke atas, ke muka sampai memberi tekanan diatas dada. Penarikan dan pengeluaran napas dilakukan menurut irama yang tetap antara 10-12 kali per menit kelihatan bernapas.
        2.   Cara Schafer, dilakukan sebagai berikut :
–          Posisi Korban : korban direbahkan tengkurap. Kepala dimiringkan supaya mulut dan hidung tidak kemasukan tanah. Tangan direntangkan ke atas.
–          Posisi Penolong : penolong berlutut sehingga badan  si korban ada diantara kedua lutut penolong. Muka diarahkan kepada korban.
–          Pelaksanaannya : letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk sebelah bawah dan kedua ibu jari sejajar dengan tulang punggung. Dengan lengan lurus bungkukan ke depan sehingga kedua tangan menekan rongga dada secukupnya. Dengan cara ini terjadi pengeluaran napas setelah itu tegakkan badan secara semula sehingga tekanan dari dada lenyap.
        3.   Cara Holger Nielson (yang paling baik digunakan) :
–          Posisi Korban : korban ditengkurapkan dengan kedua tangannya untuk bantal, juga untuk mencegah supaya kotoran tidak masuk ke dalam mulut.
–          Posisi Penolong : penolong berlutut atau berdiri diatas kaki dan lutut di depan di depan kepala korban. Kedua belah telapak tangan diletakkan pada punggung korban diatas tulang belikat kanan dan kiri.
–          Pelaksanaannya : tekanlah punggung korban dengan kedua belah tangan selama dua detik (dengan menghitung satu, dua, tiga) dan pada hitungan keempat tekanan tangan dilepas, dan tangan digeser ke siku korban. Tarik tangan ke atas dan ke belakang selama dua detik sehingga rongga dada mengembang. Dua detik berikutnya tangan penolong kembali bergerak ke punggung. Gerakan itu dilakukan secara berganti dengan irama tetap sampai terlihat tanda-tanda muka merah dan mulai bernapas.

6.  PATAH TULANG

P3K
–          Patah tulang tertutup, kalau tidak ada kerusakan pada kulit
–          Patah tulang terbuka, kalau ujung-ujung tulang yang patah menusuk kulit sampai kelihatan keluar
      Tanda-Tanda patah Tulang :
  1. Terasa sakit pada tempat yang patah, lebih-lebih kalau digerakkan
  2. Tidak mungkin dapat bergerak
  3. Kalau ujung-ujung tulang yang patah mendorong ke dalam, lengan atau kaki akan menjadi lebih pendek
  4. Tempat patah tulang membengkak, terhadap patah tulang tertutup, penolong harus bertindak harus lebuh berhati-hati, karena kalau salah bertindak, patah tulang tertutup dapat menjadi patah tulang terbuka yang akan lebih berbahaya karena dapat mengakibatkan infeksi
      Tindakan Yang Harus Dilakukan :
Tidurkan korban dan berikan selimut. Jika ada pendarahan, segeralah hentikan pendarahan itu kalau tidak sangat perlu korban jangan dipindahkan. Selanjutnya pasanglah spalek. Jangan mencoba menarik untuk menempatkan ujung-ujung tulang ke tempat asalnya, karena hanya dokter yang sanggup melakukan hal itu.
      Tanda-Tanda Patah Tulang Selangka :
Kalau korban duduk tegak atau berdiri, bagian bahu yang patah tulang selangkanya akan lebih rendah dari bahu lainnya.
      Tindakan Yang Harus Dilakukan :
Meletakkan pengganjal dibawah ketiak. Lakukanlah pembalutan dengan kain segitiga. Gunakanlah dua buah pembalut segitiga. Satu untuk merekatkan lengan ke badan, dan satu lagi untuk menggendong lengan bawah. Balutan tidak boleh terlalu kencang, supaya peredaran tidak terganggu.
      Tanda-Tanda Patah Tulang Punggung :
  1. Leher dan tulang belakang terasa sakit
  2. Jika korban tidak dapat menggerakkan jari-jarinya kemungkinan tulang leher yang patah
  3. Jika korban tidak dapat menggerakkan kaki dan jari-jari kaki, kemungkinan ada tulang belakang bagian bawah yang patah
      Tindakan Yang Harus Dilakukan :
  1. Segera memanggil dokter
  2. Kalau tidak perlu sekali, korban jangan dipindahkan
  3. Hangatkan badannya dengan selimut tebal                                                         

7.  PEMBALUTAN

Pada umumnya pembalutan digunakan sebagai :
  1. Penutup luka, untuk menjaga penularan dan pengaruh dari luar yang berbahaya. Pembalutan juga digunakan untuk menahan pendarahan kecil
  2. Pikulan dan tahanan. Supaya anggota tubuh yang luka dan sakit dapat dipikul dan ditahan
  3. Pembalut tekan
  4. Pembalut penarik dalam menangani patah tulang
      Macam-Macam Pembalut :
  1. Pembalut Cepat
  2. Kain Segitiga (mitella)
  3. Pembalut Gulung
                    Berikut penjelasannya :
1.  Pembalut Cepat
Cara menggunakan pembalut cepat :
  1. Pembalut dipegang dengan tangan kiri, kemudian tali yang terpanjang ditarik
  2. Dekatkan pembalut diatas luka
  3. Kedua tangan memegang pembalut luka
  4. Renggangkan tangan sampai pembalut terbuka
  5. Tekan kompres diatas luka kira-kira ¾  pembalut kasa ada diatas kompres. Balut sampai selesai
2.  Kain Segitiga (mitella)
Membalut dengan kain segitiga banyak sekali digunakan orang. Panjang sisi alas segitiga 128 cm, dan panjang sisi miring 90 cm. biasanya kain segitiga dilipat menjadi 6. Kain banyak dipergunakan untuk pembalut kepala, pembalut bahu, pembalut panggul, pembalut seluruh tangan, pembalut kaki dan pembalut lutut. Kain segitiga juga digunakan untuk menggendong tangan. Kain segitiga untuk menggendong tangan dan melekatkan lengan ke  badan pada patah tulang selangka.
3.      Pembalut Gulung
Pembalut gulung dapat dibuat dari kain kasa, kain flanel dan kain biasa. Ukuran pembalut gulung ada yang 6 cm, 8 cm dan 10 cm.                                                                                                                                                                 
      Cara Membalut Dengan Pembalut Gulung :
  1. Luka di perut dilihat dari belakang
  2. Luka di dada
  3. Luka di perut dilihat dari depan
  4. Luka pada bahu
  5. Luka pada paha dan perut bagian bawah
  6. Luka pada paha kanan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar